KETABAHAN HATI ZAKIYA
Cerpen karya Maratul Mahmudah*
Tut tut tut... suara telfon yang usai. Tiba-tiba hanphone pink Zakiya lepas dari genggamannya. Dia terduduk tak berdaya, dan butiran bening itu mengalir membasahi pipi lembutnya yang merah merona. “kamu kenapa zakiya? Kenapa kamu menangis?” zakiya tidak menghiraukan pertanya’an fara dia tetap menangis dan terlihat sangat sedih. “Zakiya... ada apa?” zakiya tetap tidak menghiraukan fara, dia berlalu pergi. Terlihat handphone zakiya tergeletak di lantai, fara mengambilnya dan melihat, barangkali ada hal yang berhubungan dengan menangisnya zakiya. Di handphone itu terlihat ada panggilan masuk atas nama Arsyil. “Arsyil? Kenapa zakiya menangis setelah menerima telephone dari Arsyil?” lalu fara mencoba membuka pesan masuk di handphone zakiya, ternyata isi kotak masuk dipenuhi nama Arsyil. Fara semakin heran, ada hubungan apa antara Arsyil dengan Zakiya. Di sms itu terlihat Arsyil dan Zakiya sedang bertengkar, dan mereka saling mengungkit cinta.
Zakiya yang berlari keluar dari tempat kos-nya, dia berhenti disebuah taman. Dia duduk diatas kursi taman yang kebetulan kosong. Sore itu taman dalam keadaan sepi. “Kamu memang pemain cinta Arsyil...” teriak zakiya kesal.”sejak dulu aku menyayangimu, bahkan sampai sekarang. Tapi aku tidak berani mengatakannya, dan aku tidak menghiraukan rasa ini. Aku mencoba lupakanmu dengan menjalin hubungan bersama Andi, sampai aku mulai menyayangi andi, kamu datang dan membawa cinta. Tak pernah sedikitpun aku berfikir kamu akan mencintaiku. Karena selama kita SMA , kamu tidak pernah bersikap manis denganku, kamu selalu mengejekku, mengkritik bahkan tak jarang kamu mengajakku berdebat. Tapi anehnya, aku tak pernah benci atau dendam padamu. Aku tetap memperhatikanmu, aku tetap menghawatirkanmu bahkan aku tetap menganggapmu sahabatku. Aku sadar, dibalik sikap burukmu itu, kamu temanku yang baik. Sikapmu yang kasar itu tidak pernah melukaiku, tapi malah selalu memotifasiku. Aku selalu tersenyum dengan ejekan-ejekanmu. Aku selalu rindu hina’anmu. Tak kusangka, selama ini kau juga punya rasa padaku, kau menyuruhku menganggap semua ejekan,kritikan dan perdebatan kita itu bukti perhatianmu. Tapi kamu datang terlambat Arsyil.. Andi sangat menyayangiku, aku tak mampu mengecewakannya.. dia terlanjur menganggapku juga menyayanginya. Dan nisa.. nisa juga menyayangimu, dia merasa kalau kamu juga menyayanginya.. kenapa kita harus terjebak dalam cinta segi empat ini Arsyil??” Tak lama, Fara datang menghampiri zakiya, fara bersanding dengan zakiya. Zakiya memalingkan wajahnya, dia tak mau sahabatnya itu melihat linangan deras air matanya yang membasahi pipinya. Fara meraih wajah zakiya tepat didepan wajahnya, mata mereka saling menatap, akan tetapi zakiya mencoba berpaling. “Zakiya... ceritakan semuanya padaku, sahabatmu ini akan selalu siap mendengarkan ceritamu, bagilah dukamu itu padaku, agar kamu merasa lebih baik” “tidak fara, aku tak mau membebanimu, biarlah luka ini aku sendiri yang menanggungnya” “jangan kamu bersikap seperti itu sahabatku, aku sakit melihatmu seperti ini”
“aku harus bagaimana fara.. ternyata arsyil juga mencintaiku, tapi aku sudah terlanjur memberi harapanku pada Andi, aku tak bisa jika harus mengecewakan orang yang mencintaiku. Begitu juga dengan Arsyil, dia juga sudah terlanjur memberi harapannya pada nisa.. hatiku sakit, saat aku melihat nisa bersama Arsyil. Dan tadi, Arsyil dengan mudahnya menyuruhku melupakannya”. “zakiya, aku mengerti dengan perasaanmu saat ini, aku tahu kamu kecewa.. tapi cobalah kamu berfikir. Ini cobaan dari Allah, kamu harus sabar dan tabah. Ini cobaan untuk cinta kalian, pasrahkan segalanya kepada Allah. Percayalah, Allah tidak pernah memberi ujian kepada hambanya melebihi batas kemampuannya. Semuanya itu akan indah pada waktunya” Fara mengusap air mata zakiya, mereka saling berbalas senyuman. “trimakasih fara, kata-katamu telah menyejukkan hatiku. Benar katamu tadi, aku pasrahkan segalanya kepada-Mu Ya Allah.. ” “kalau begitu, hari sudah semakin larut.. sebaiknya kita kembali ke kamar kost kita” “baiklah fara”
“Ya Rabbi.... dalam sujudku aku bersimpuh, dalam do’aku aku memohon. Berikanlah hamba kekuatan untuk menghadapi semua ini, berikanlah hamba kesabaran untuk melalui coba’anMu. Jika memang Arsyil tercipta untuk hamba, hamba yakin cepat atau lambat kita akan bertemu. Dan jika ternyata Andi adalah jodohku, aku ikhlash Ya Rabb.. aku percaya, Andi memang yang terbaik untukku. Hamba Pasrahkan segalanya Kepada-Mu. Amin ya Robbal alamin” dalam do’a zakiya, dia melelehkan butiran air matanya. dia membaca ayat-ayat indah Allah. Semua itu lebih membuat hati zakiya semakin tenang.
Tok tok tok.. “Assalamu’alaikum” Fara membukakan pintu. “Wa’alaikum salam.. Andi? Oh ya silahkan masuk, kamu mencari zakiya ya..”. “iya fara, dapatkah aku bertemu dengannya?” “tentu Andi, tunggulah sebentar, aku akan memangilnya untukmu” “trimaksih banyak fara”.
“zakiya, Andi ingin bertemu denganmu”. “tapi fara, aku dalam keadaan seperti ini, tidak mungkin aku menemuinya. Pasti dia akan banyak bertanya padaku” “sudahlah zakiya, sudah cukup kamu menyembunyikan lukamu ini, sudah saatnya Andi tahu, katakan padanya tentang kebenaran ini. Katakan zakiya, walaupun itu menyakitkan” “tapi fara, bagaimana kalau andi kecewa?” “zakiya, lebih baik andi kecewa sekarang daripada kamu terus-terusan menyembunyikan kebenaran darinya”. “baiklah sahabatku, aku akan berkata jujur padanya. Terimaksih, karena kamu selalu menjadi sahabat terbaikku”. “sudah sepantasnya aku seperti itu padamu sahabatku”.
Zakiya, keluar menemui Andi. Dia mencoba menampakkan senyumannya, menutupi luka hatinya. “Andi, maaf jika lama menunggu” “tidak apa zakiya, aku bisa memakluminya” “oh ya, ada perlu apa kamu ingin bertemu denganku?” “begini, kurasa jangan terlalu lama kita bersama tanpa ikatan yang tak pasti seperti ini, sangat tidak baik zakiya.. hanya akan menambah dosa kita. Saya bemaksud melamarmu” Pyarrrr......... bagai hancur luluh lantang hati zakiya, air matanya turun dengan tiba-tiba, dia tak bisa menahannya lagi. “kamu akan melamarku andi,,Benarkah?” dia mencoba tersenyum, dia berpura-pura menangis bahagia. “benar zakiya, apa kau bersedia?”. “Ya Allah... kenapa bukan Arsyil yang dihadapanku sa’at ini? Aku harus bagaimana Ya Rabb” rintih zakiya dalam hatinya. “zakiya? Kau baik-baik saja?” “tentu Andi, aku baik-baik saja. emm... bisakah kamu memberiku waktu?”. “tentu saja zakiya, aku akan menunggumu. Berapa lama waktu yang kamu butuhkan?. “3 hari, bolehkah?” “baiklah zakiya. Kalau begitu aku rasa cukup itu yang aku sampaikan kepadamu. Aku rasa sebaiknya aku pulang sekarang”. “baiklah Andi, trimakasih atas pengertianmu”. “sama-sama zakiya. Sampaikan salamku pada fara. Assalamualaikum”. “Waalaikumsalam”.
Dan akhirnya hari itu datang juga, zakiya memutuskan untuk bersedia menikah dengan Andi, dia berharap dia akan bahagia bersama andi. Hari ini, banyak tamu yang di undang, apalagi dari kalangan dokter, itu tidak menutup kemungkinan, karena Andi memang seorang dokter. 1 minggu dari prosesi lamaran, pernikahan mereka dilangsungkan.
“apa kamu bahagia zakiya?” tanya fara sahabatnya. “aku akan bahagia jika memang ini takdir Allah sahabatku....”.”tapi, bagaimana dengan Arsyil.. bukankah kamu mencintainya?”. “aku memang mencintai Arsyil, akan tetapi Andi adalah orang yang menyayangiku, aku tidak mau andi merasakan apa yang telah aku rasakan. Dan aku rasa, Arsyil akan bahagia bersama nisa.. nisa sangat menyayanginya. Cinta itu tak harus selalu memiliki sahabatku”. “baiklah zakiya, jika memang ini keputusanmu. Semoga kamu bahagia”. “Aminn,, trimakasih atas doanya fara”.”sekarang, waktunya kamu keluar zakiya, akad nikah akan segera dimulai, jangan membuat banyak orang lama menuggumu. Kamu siap??”.”baiklah, BISMILLAH.. aku siap sahabatku”. Mereka keluar menemui para undangan, tidak terkecualikan Arsyil.. meski dia bukan seorang dokter, Arsyil adalah teman SMA Andi dan Zakiya. Arsyil tersenyum melihat zakiya, dan zakiya yang hanya terdiam seakan tak percaya atas kehadiran Arsyil dalam acara pernikahannya. Dia hendak menangis, tapi dia berhasil menenangkan suasana hatinya. “Bismillah Ya Allah....... “ ucap zakiya. Lalu zakiya duduk disamping Andi, dan akad itu akan segera dimulai. Saat penghulu meminta tangan Andi, andi hanya terdiam. “bukan saya yang berhak meraih tangan bapak. Percuma saja, saya menikahi wanita disamping saya ini. Kalau saya tak mampu memiliki hatinya. Hanya lelaki pujaannya yang berhak menikahinya.”.”Andi, apa maksudmu?” tanya zakiya keheranan. “zakiya, maafkan aku.. aku telah membuatmu hampir mengorbankan cintamu. Kamu memang wanita yang luar biasa, sungguh beruntung lelaki yang akan menikahimu nanti”. “ada apa Andi.. mari langsungkan akadnya”. “tidak zakiya, aku tidak berhak menikahimu, Arsyil.. kemarilah sahabatku.. zakiya sangat mencintaimu. Dan maafkan aku, karena selama ini, aku menghalangi cinta kalian”. “Tapi Andi.. bagaimana dengan dirimu?” tanya zakiya semakin bingung.“jangan hawatirkan aku zakiya, aku tidak mau menjadi orang yang egois. Kemarilah Arsyil.. menikahlah dengan wanita yang kamu cintai, aku akan bahagia melihat kalian bahagia”.
Dan akhirnya, zakiya menikah dengan Arsyil.. lelaki yang dicintainya. “Sungguh ini kebesaranMu Ya Allah..... aku bersyukur kepadaMu. Lelaki yang kucintai akan menjadi imam dalam hidupku. Semoga dia mampu membawaku dalam surgaMu”.(*)
*Siswi kelas XI Bahasa
SMA Raudlatul Muta’allimin Tegalrejo Babat Lamongan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar