(Western Civilisation Though Muslim Eyes)
Oleh : Sayid Mujtab Rukni Musawi Lari
PERADABAN
BARAT DALAM KACAMATA ISLAM (1)
Rubrik ini kami rangkai dari buku yang berjudul
peradaban barat lewat pandangan umat Islam (Western Civilisation Through Muslim
Eyes) karya Sayid Mujtaba Rukni Musawi Lari.
Perlu kami kemukakan bahwa buku ini juga telah diterjemahkan ke dalam
berbagai bahasa seperti; bahasa Jerman, Perancis, Jepang, Sepanyol, Arab,
Kurdi, Urdu dan Thailand. Kami berharap sajian ini menarik perhatian anda
semua.
Penulis buku ini
mengambil kata-kata dari Jendral Eisenhower yang menyebutkan: Sebuah generasi
yang telah memecahkan atom harus menyembuhkan kehancuran atau kemusnahan
kemanusiaan. Timbal balik asli keinginan untuk menjelajah fikiran orang lain,
menghargai latarbelakang, memahami pandangan masing-masing merupakan langkah
prasyarat pertama untuk mencapai kesalingpengertian.
Kontradiksi
hanya akan dapat diatasi atau dikurangi dengan usaha untuk memahami apa yang
terdapat dalam pikiran orang lain dan apa yang dituturkan oleh orang itu serta
mendalami latar belakang yang menyebabkan orang tersebut berpikir dan berkata
seperti itu.
Banyak di antara
kita yang tidak memperhatikan atau memperdulikan adat tradisi orang lain dan
ide-ide lama. Bagi seorang Afrika, berjalan di belakang orang lain merupakan
satu penghinaan. Karena itulah, di Afrika Selatan seorang berkulit hitam akan
memilih untuk berjalan di antara dua orang yang sedang berbicara di tengah
jalan daripada berjalan di belakang salah satu dari mereka. Seorang berkulit
putih yang tidak memahami perkara ini akan merasa tersinggung atas perbuatan
tersebut yang dirasakan sebagai perbuatan biadab. Dia mungkin akan mengambil
sikap keras terhadap lelaki Afrika tadi sehingga manakala si kulit hitam yang
tidak memahami reaksi si kulit putih
tersebut akan merasa kecewa dan terluka atau marah.
Setiap kemajuan
dalam penelitian sains tentang sumber kehidupan di planet ini akan membawa kita
kembali ke abad-abad awal pra-peradaban
manusia dan akan menemukan semakin banyak
teka teki atau rahasia yang perlu dijelajah atau digali.
Mereka membagi
periode pra-peradaban manusia ke dalam empat bagian yaitu pra-palaeolithik,
palaeolithik, neolithik, dan era perunggu. Penggunaan bahan-bahan metal pada
era perunggu inilah yang kemudian dianggap sebagai masa lahirnya peradaban manusia. Kehidupan manusia berubah
ke aspek yang lebih baik dan memasuki fase baru. Manusia tidak lagi sekadar hewan
lapar yang hanya menginginkan makanan. Dari kehidupan yang hanya bertumpu pada
pemuasan kebutuhan perut, manusia berpindah kepada kehidupan yang keperluannya
muncul dalam bentuk impian dan visi serta kesedaran objektif terhadap dunia di
sekitarnya.
Semakin manusia
itu menang dalam upayanya menaklukkan alam, semakin tinggilah keinginan dan
keperluannya. Berawal dari barbarisme, manusia akhirnya menemukan jalan ke arah
peradaban: bebas dari ikatan kejahilan dan kebosanan yang dipaksakan oleh
kondisinya, manusia keluar untuk mencari ilmu.
Perkembangan
manusia dari tahap hewani disebabkan oleh
faktor spiritual, dan faktor inilah yang membedakannya dari spesies lain
yang stagnan atau tidak mengalami perkembangan. Faktor spiritual ini merupakan
kualitas internal yang kita sebut sebagai intelektualisme. Intelektualisme
adalah fenomena yang paling menakjubkan dalam diri manusia. Ia memberi manusia
kemampuan untuk melihat ke depan dan ke belakang, untuk menilai masa lalu dan
memperbaikinya, untuk menyedari metode baru dan melakukan inovasi. Setiap kemajuan
yang ia raih terekam dalam memori perkembangan rasnya. Setiap ketidaksempurnaan
yang dilakukannya akan menimbulkan rasa tidak puas di hatinya dan timbul
keinginan untuk memperbaikinya.
Rasa tidak puas
dan keinginan untuk memperbaiki inilah
yang menampakkan fenomena dari sesuatu yang tidak teraba, tidak
terdefinisikan, dan amat hebat yang dimiliki manusia. Itulah yang disebut
sebagai “akal”. Cahaya akal membuat manusia mampu memperhatikan objek dan
peristiwa, berfikir mengenainya, belajar dari pengalaman dan menyimpan
informasi untuk digunakan pada masa depan di dalam komputer hebat yang
dipanggil akal sebagai memori, dimana ia bisa pula membentuk hipotesis baru,
visi, percobaan dan kemajuan.
Dua lagi produk
revolusioner hasil dari akal manusia dalam kabut prasejarah zaman purbakala
adalah:
1- Penemuan RODA untuk
transportasi.
Pada mulanya
roda digunakan hanya untuk mengangkat barang berat di atas batang pohon.
Kemudian, roda disambung dengan kereta, lalu berkembang menjadi mobil seperti
saat ini.
2- Bahasa
Bahasa adalah
suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang
kepada orang lain. Bahasa bisa diartikan
pula sebagai suatu persetujuan bersama untuk menginterpretasi bunyi tertentu.
Dengan bahasa, kehidupan sosial dan peradaban pun terlahir. Ketika tanda-tanda diterima sebagai
representasi dari bunyi-bunyi arbitrer yang mewakili ide-ide, masa prasejarah
pun beralih ke masa sejarah tertulis.
Data-data
tentang masa prasejarah diambil dari sisa-sisa dan bukti-bukti yang digali dan
diinterpretasi. Masa sejarah bermula ketika adanya catatan bertulis untuk
dijadikan bahan rujukan. Penciptaan tulisan ini merupakan satu penemuan
revolusioner yang genius. Ia bermula
dengan penciptaan properti dan dengan lukisan objek seperti kambing, lembu,
wadah, ukuran barang dan sebagainya diikuti dengan indikasi angka, dan kemudian
diikuti dengan simbol yang mengindikasikan transaksi-nama dan alamat yang
bersangkutan dan seterusnya simbol untuk fenomena harian, hubungan antara
mereka, dan akhirnya intisari seperti warna, bentuk dan konsep.
Sebagian bangsa, seperti Cina masih tetap
tinggal dengan tahap piktografik, sama seperti Hieroglyphic Mesir kuno.
Bangsa-bangsa lain berkembang dengan menganalisa bunyi yang mengandung
perkataan dan makna. Inilah yang dapat kita ketahui sepanjang 6 millennium
sejarah kemanusiaan.
0 komentar:
Posting Komentar