photo Nirwana-Bannerm_zpsfb61fe90.jpg

Jumat, Desember 28, 2012
0


Pendahuluan
Berdasarkan ilmu kebahasaan, secara garis besar ada dua jenis tulisan, yaitu fiksi dan non-fiksi. Tulisan fiksi adalah tulisan yang bersifat khayalan, atau bukan kenyataan faktual. Yang termasuk dalam kelompok tulisan fiksi ini pada umumnya adalah karya sastra, seperti cerpen, novel, roman, drama, prosa dan puisi.
Tulisan yang bersifat non-fiksi adalah tulisan yang bukan khayalan atau bersifat faktual (sesuai dengan kenyataan/realitas). Di dalam kelompok tulisan non-fiksi ini antara lain tercakup: karya tulis ilmiah, karya tulis jurnalistik, biografi dan otobiografi, proposal (usulan/rencana) program, laporan program kerja, dan laporan perjalanan.
Mengenal Artikel     
Artikel merupakan salah satu tulisan yang termasuk ke dalam kategori tulisan non-fiksi.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia Depdikbud (1999) Artikel didefinisikan sebagai “karya tulis lengkap di majalah, surat kabar, dan sebagainya”. Dengan defenisi seperti ini maka artikel sebetulnya adalah karya tulis yang bersifat umum dan luas, bisa berupa opini bahkan bisa juga berupa berita. Cuma lazimnya, artikel biasanya diidentifikasi sebagai tulisan yang bersifat opini. Dalam tataran umum, artikel lebih sering didefenisikan sebagai “pemikiran, pendapat, ide, dan opini seseorang tentang berbagai tema dan peristiwa”.
Tema dan peristiwa yang digarap oleh penulis artikel biasanya lebih sering merupakan tema dan peristiwa yang aktual, yang hangat dan sedang diperbincangkan oleh khalayak. Di dalam surat kabar, artikel biasanya digolongkan kedalam rubrik ‘opini’ bersama ‘tajuk rencana’ dan ‘surat pembaca’.
Jenis-jenis Artikel
Sesuai dengan tujuan dan bentuk tulisannya, ada beberapa jenis artikel:
  1. Artikel deskriptif. Yaitu artikel yang bersifat menggambarkan suatu persoalan atau tema apa adanya secara umum maupun secara detail. Tujuannya adalah agar pembaca mengetahui secara utuh tentang kedudukan suatu masalah atau tema yang dikemukakan panulisnya.
  2. Artikel eksplanatif/ekspositori. Yaitu artikel yang bersifat menjelaskan atau menerangkan suatu masalah atau tema tertentu. Bentuk tulisannya biasanya narasi dan esposisi. Tujuannya adalah agar pembaca dapat memahami atau mengerti duduk persoalan suatu masalah atau topik tertentu yang disajikan dalam artikel tersebut.
  3. Artikel prediktif. Yaitu artikel yang bersifat memprediksi atau meramalkan dan menduga arah perkembangan suatu masalah yang mungkinakan terjadi di masa datang sebagai kelanjutan dari suatu masalah, peristiwa, atau fenomena tertentu.
  4. Artikel preskriptif (argumentatif-persuasif) Yaitu artikel yang bersifat argumentatif dan atau persuasif. Bertujuan untuk mengemukakan pendapat atas suatu masalah, peristiwa, atau gagasan pemikiran tertentu dengan meyakinkan melalui pendapat yang beralasan (argumentasi) dan mengajak-mempengaruhi, menghimbau untuk mengikuti sikap, cara pandang dan keyakinan tertentu (persuasif).
Modal Dasar Menulis Artikel:
Menurut Asep Syamsul M. Romli S.IP. dalam bukunya jurnalistik praktis (rosda, 1999) seseorang yang ingin penulis artikel atau esai dan kolom, paling tidak harus memiliki beberapa modal dasar. Ringkasannya:
Ø      Rajin dan giat membaca untuk mengumpulkan informasi, pengetahuan, dan referensi tentang berbagai masalah, sekaligus mempelajari tentang bagaimana cara dan gaya menulis dari banyak penulis
Ø      Ada kemauan kuat dan ambisi untuk menulis
Ø      Memiliki motivasi menulis
Ø      Punya kemampuan untuk menulis, yang terdiri dari:
§         Kemampuan mengamati berbagai fenomena dan dinamika yang terjadi si masyarakat
§         Kemampuan berbahasa tulis, dengan penguasaan kaedah-kaedah tata bahasa baku, EYD, penguasaan bentuk-bentuk wacana, dll.
§       Kemampuan berbahasa jurnalistik. Bahasa jurnalistik agak berbeda dengan bahasa baku. Dalam jurnalistik lebih menekankan efektivitas komunikasi massa tertulis dari pada kaidah-kaidah tata bahasa baku atau standar istilah ilmiah dalam karya tulis.
Langkah-langkah Membuat Artikel:
o       Langkah pertama, tentukan topik yang akan digarap. Usaha mencari topik dan ide tulisan bisa dilakukan dengan membaca, mendengarkan, melihat, mengalami, berdialog, dan berjalan-jalan. Bisa juga dengan cara berpikir, merenung, dan berkontemplasi sendiri.
o       Langkah kedua, perluas dan perdalamlah  perspektif anda tentang topik yang akan anda tulis tersebut dengan cara membaca, berefleksi (berpikir, merenung), bertanya, berdialog, mendengarkan berita, dll.
o       Langkah ketiga, buatlah semacam sketsa dan poin-poin bahasan apa yang akan anda uraikan dalam tulisan, berkaitan dengan topik yang telah nada pilih.
o       Langkah keempat, Dengan melihat sketsa dan poin-poin bahasan yang telah anada tentukan, maka mulailah menulis secara cermat, tekun dan teliti.
o       Langkah kelima, Buatlah judul tulisan yang singkat, padat, menarik, dan memikat.
Artikel, Esai, dan Kolom
Kolom adalah tulisan tentang suatu masalah atau peristiwa, berisi pendapat subjektif penulisnya dengan argumentasi rasional penulis sendiri. Biasanya kolomnis (penulis kolom) itu pakar, cendekiawan, atau penulis ternama. Ia secara rutin mengisi kolom khusus di sebuah media.
Esai sama dengan kolom. Sejatinya ia bukan merupakan istilah jurnalistik, melainkan istilah dunia sastra, yakni tulisan yang berisi tinjauan (semacam komentar kritis) tentang karya-karya sastra dan budaya. Ditulis oleh sastrawan kawakan atau senior.
Secara kasar, Esai dan kolom bisa saja dikatakan sebagai bagian dari artikel. Banyak ahli jurnalistik menyamakan atau minimal menyatakan agak sulit membedakan antar ketiganya. Dalam beberapa kasus tulisan ada artikel yang mirip esai, dan juga ada esai yang mirip artikel. Dalam kasus lain, ada kolom yang disebut esai, atau esai yang disebut kolom. M. Arief Hakim hanya membedakan kolom dari artikel dan esai dari segi panjang tulisan saja. Panjang sebuah kolom mungkin hanya separoh artikel atau esai yang dimuat di surat kabar dan majalah.
Tapi, Asep Syamsul M. romli, salah satu pakar junalistik muslim membedakan antara artikel dengan esai dan kolom. Menurutnya, esei/kolom itu hanya berisi pendapat, tanpa dukungan data atau tabel misalnya. Karena penulisnya sudah tidak diragukan lagi kredibilitasnya, jadi cukup pendapat saja sudah dapat meyakinkan publik. Sedangkan artikel itu berisi pendapat plus data, fakta, bahkan tabel dan kutipan pendapat orang lain. Wallahu a`lam
Selamat menulis artikel!
 Bahan-bahan Bacaan:
  1. Jurnalistik Islami Panduan Praktis Bagi Para Aktivis Muslim, Ahmad Y. Samanto
  2. Kiat Menulis Artikel di Media, M. Arief Hakim
  3. Otonomi Bahasa, Wahyu Wibowo
  4. Pembudayaan penulisan Karya Ilmiah, editor Harun Joko Prayitno, M. Thoyibi, Adyana Sunanda
  5. Beberapa situs internet


Artikel yang banyak dimuat di media massa, dari satu sisi merupakan karya tulis ilmiah populer. Sekalipun bersifat opini (gagasan murni), biasanya penulis artikel berangkat dari sejumlah referensi, entah itu kepustakaan atau hasil wawancara.
M. Arief Hakim membagi artikel dari segi proses penggarapannya kepada dua model: pertama, artikel yang digarap dengan cara refleksi murni dari penulisnya, tanpa bantuan referensi, pustaka, dan rujukan ilmiah lain. Kedua, artikel yang dibikin dengan bantuan referensi, pustaka, dan rujukan ilmiah tertentu. Model kedua inilah yang lazim. Arief Hakim mengatakan: 'Artikel kebanyakan punya karakter `ilmiah` yang kental'.

-------------------

Opini
Di dalam sebuah media massa cetak, khususnya suratkabar dan majalah berita, biasa kita temukan juga halaman khusus yang diperuntukkan bagi karangan-karangan yang berupa opini. Karangan-karangan ini di dalam tradisi jurnalistik biasa dibedakan menjadi tajuk rencana (editorial), artikel opini atau kolom (column), dan surat pembaca. Tajuk rencana berisi opini pihak pengelola suratkabar yang diwakili oleh seorang redaktur, biasanya yang sudah senior, mengenai suatu peristiwa aktual.
Sementara artikel opini atau kolom berisi opini seseorang (bisa orang “dalam”, bisa juga orang “luar”, entah intelektual, praktisi, pakar, mahasiswa, atau apapun) atas persoalan-persoalan yang dianggap aktual.
Terakhir, surat pembaca, sesuai dengan namanya, adalah surat yang dikirimkan oleh pembaca yang berisi komentar, pendapat, atau apapun, mengenai suatu masalah.
Di luar ketiganya, di dalam jurnalistik Indonesia dikenal juga satu jenis karangan opini yang sangat khas, ditulis dalam beberapa kalimat ringkas, pendek, dan “nakal”, sering sebut sebagai pojok, yang ditulis oleh pihak redaktur untuk menyentil beberapa peristiwa aktual.

-------------------
Apakah yang disebut sebagai Artikel?
Masyarakat luas, mengangap semua tulisan di media cetak (koran, majalah, tabloid, bulletin, jurnal dan news letter) sebagai artikel. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikel disebut sebagai: karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di majalah, surat kabar dsb. Dalam ilmu jusnalistik, artikel adalah salah satu bentuk tulisan non fiksi berisi fakta dan data yang disertai sedikit analisis dan opini dari penulisnya.
Apakah yang disebut esai?
Menurut KBBI, esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Menurut kamus Webster’s (essay) adalah: a short literary composition of an analytical, interpretive, or reflective kind, dealing with its subject in a nontechnical, limited, often unsystematic way and, usually, expressive of the author’s outlook and personality. Menurut ilmu jurnalistik, esai adalah tulisan berupa pendapat seseorang tentang suatu permasalahan ditinjau secara subyektif dari berbagai aspek/bidang kehidupan.
Apakah yang disebut sebagai artikel dalam dunia jurnalistik?
Dalam dunia jurnalistik, artikel adalah salah satu bentuk tulisan non fiksi (berdasarkan data dan fakta) dan diberi sedikit analisis serta pendapat oleh penulisnya. Biasanya, artikel hanya menyangkut satu pokok permasalahan, dengan sudut pandang hanya dari satu disiplin ilmu. Teknik yang digunakan umumnya deduktif - induktif atau sebaliknya.
Apakah beda artikel dengan esai?
Dalam dunia jurnalistik, esai merupakan bentuk tulisan yang paling sulit. Meskipun dalam KBBI esai hanya disebut sebagai: karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. KBBI memang mewakili pendapat umum masyarakat yang menganggap esai sama dengan artikel, opini dan kolom. Padahal esai merupakan artikel yang dalam menganalisis, si penulis mengambil angle dari beberapa disiplin ilmu, dengan subyektifitas yang khas dari penulisnya. Hingga penulis esai yang baik, dituntut untuk memiliki minat serta pengetahuan yang luas, dengan kepribadian yang khas.
Apakah yang disebut esai dalam dunia jurnalistik?
Kata kunci pada bentuk tulisan esai adalah adanya faktor analisis, interpretasi, dan refleksi. Karakter esai, umumnya non teknis, non sistematis, dengan karekter dari penulis (unsur subyektifitas) yang menonjol.
Apakah beda esai dengan artikel dan opini?
Beda esai dengan artikel dan opini adalah, esai lebih mengutamakan faktor analisis secara individual. Sementara artikel lebih mengutamakan analisis dengan bantuan teori atau disiplin ilmu tertentu. Pada bentuk tulisan opini, pendapat pribadi penulis (bukan analisis) lebih diutamakan.
Benarkah semua penulis artikel dan sasterawan mampu menulis esai?
Pertama-tama tidak semua wartawan dan sasterawan mampu menulis artikel dan feature. Kedua, tidak semua penulis artikel, feature dan sasterawan mampu menulis esai. Hanya sedikit wartawan dan sasterawan yang mampu menjadi penulis esai. Sebab bentuk tulisan ini termasuk yang paling sulit dikuasai. Namun penulis esai, hampir selalu bisa menulis artikel dan feature dengan cukup baik.
Mengapa esai merupakan bentuk tulisan yang paling sulit untuk dikuasai penulis?
Tingkat kesulitan esai, terutama disebabkan oleh karakternya yang non teknis dan non sistematis. Hingga kekuatan esai hanyalah tertumpu pada daya analisis, refleksi dan karakter pribadi si penulis. Karenanya, teknik menulis esai dari seseorang, akan sulit untuk dipelajari dan ditiru oleh penulis lain. Sementara teknik menulis artikel dan feature dari seorang penulis kenamaan, bisa dipelajari dan ditiru oleh penulis pemula.
Bagaimanakah persyaratan agar seseorang bisa menjadi penulis esai yang baik?
Seorang peulis esai, dituntut memiliki tingkat kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual di atas rata-rata. Seseorang yang cerdas secara intelektual, lebih cocok untuk menjadi penulis artikel. Mereka yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual dan emosional tinggi lebih pas menjadi penulis feature dan opini. Kalau kecerdasan intelektual dan emosional itu ditambah dengan kecerdasan spiritual dan pengetahuan serta wawasan luas, maka dia bisa menjadi penulis esai yang baik.

Bagaimanakah tepatnya struktur sebuah esai?
Sebagai sebuah tulisan, esai juga menuntut adanya jusdul, etalase, lead, body dan ending. Namun struktur secara keseluruhan tidak seketat dan sebaku pada artikel dan feature. Justru karena tidak adanya kebakuan tersebut, maka sebuah esai dari penulis kenamaan, sulit untuk dipelajari dan dicontoh oleh penulis pemula. Karakter esai yang non teknis dan non sistematis menjadi kendala untuk membakukan struktur penulisannya.

0 komentar:

Posting Komentar