Memahami Tabir gender
(By : widi astuti)
Dalam
kata-kata seorang perempuan Brazilia “kita lebih dari separuh penduduk dunia,
dan kita adalah ibu dari setengahnya lagi.” Kebanyakan perempuan seringkali
bekerja dan upahnya jauh lebih sedikit dari yang diterima laki-laki. Dua
pertiga dari kelompok buta huruf adalah perempuan. Perempuan menghadapi tingkat
kekerasan yang semakin tinggi, dikarenakan gender mereka, dan setengah juta
tewas setiap tahun sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari kehamilan.
Sejarah
perbedaan gender antara manusia jenis laki-laki dan perempuan terjadi melalui
proses yang sangat panjang. Oleh karena itu terbentuknya perbedaan-perbedaan
gender dikarenakan oleh banyak hal, diantaranya dibentuk, disosialisasikan,
diperkuat, bahkan dikontruksi secara sosial atau cultural, melalui ajaran
keagamaan maupun negara. Mengapa jenis kelamin dapat menyebabkan
perbedaan-perbedaan gender?
Konsep
penting yang harus dipahami dalam rangka membahas masalah kaum perempuan adalah
membedakan antara konsep sex (jenis kelamin) dan konsep
gender(kontruksi sosial).
Perbedaan
anatomi biologis antara laki-laki dan perempuan cukup jelas akan tetapi efek
yang timbul akibat perbedaan jenis kelamin inilah menimbulkan perdebatan,
karena ternyata perbedaan jenis kelamin secara biologis (sex) melahirkan
seperangkat konsep budaya. Interpretasi budaya terhadap jenis kelamin inilah
yang disebut gender.
Di dalam
women studies encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah konsep kultural yang
berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas
dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang
dalam masyarakat. Kantor menteri urusan peranan wanita dengan ejaan “gender”. Gender
diartikan sebagai interpretasi mental dan kultural terhadap perbedaan kelamin
yakni laki-laki dan perempuan.
Dari
berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan sex dan gender
yaitu, sex merupakan jenis kelamin berdasarkan anatomi biologis yang tidak bisa
dipertukarkan dan dirubah kecuali dengan operasi. Sedangkan gender adalah suatu
konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan
dilihat dari segi sosial budaya.
Perbedaan
gender telah melahirkan ketidakadilan gender. Adapun bentuk-bentuk diskriminasi
berbasis gender/bias gender yang menciptakan ketidakadilan berupa :
Ø Marginalisasi atau peminggiran adalah proses penyingkiran
kepentingan, hak-hak, kebutuhan, serta aspirasi berdasarkan jenis kelamin yang
berlangsung secara sistematis dalam memperoleh manfaat dari kesejahteraan hidup
dan pembangunan.
Ø Subordinasi adalah posisi sosial yang
asismetris dengan adanya pihak yang superior dan inferior.
Ø Stereotip atau stigmatisasi
dan pelebelan negatif
yaitu himpunan pandangan-pandangan, anggapan, atau kepercayaan negatif terhadap
salah satu jenis kelamin.
Ø Violent adalah suatu tindakan yang
tidak dikehendaki karena menimbulkan ketidaknyamanan dalam hal fisik, psikis,
seksual atau ekonomi
Ø Double burden/peran ganda /
beban kerja berlipat
yaitu memaksakan dan membiarkan salah satu jenis kelamin menanggung beban
aktivitas berlebihan.
Guna mencapai kesejahteraan umum dan
keadilan sosial sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 maka harus adanya kesetaraan
gender dan keadilan gender. Kesetaraan gender adalah suatu
proses yang seimbang antara laki-laki dan perempuan dalam memperoleh
akses/kesempatan, partisipasi, kontrol dan manfaat pembangunan dan hak-hak
dasar. Keadilan gender adalah suatu kondisi yang sama antara
laki-laki dan perempuan dalam mencapai hak-hak dasar dan manfaat pembangunan
dalam lingkungan keluarga, masyarakat, negara dan dunia internasional.
Kesetaraan gender tidak harus
dipandang sebagai hak dan kewajiban yang sama persis tanpa pertimbangan
selanjutnya. Tapi melihat hal dan kewajiban maksimal yang bisa dilakukan dan
didapatkan serta sesuai dengan konteks keperempuanan. Malu rasanya apabila kita
berteriak tentang kesetaraan gender apabila itu artinya segala sesuatu nya
mutlak sama. Karena perempuan tentunya tidak siap jika harus menanggung beban
berat yang biasa ditanggung oleh laki-laki. Atau sebaliknya laki-laki pun tidak
akan mampu menyelesaikan semuaa tugas berat dan rutin yang biasa dikerjakanperempuan.
Kesetaraan gender tidak untuk seperti itu, tetapi memberikan kesempatan
seluas-luasnya untuk perempuan agar mampu berkarya dan melaksanakan hak serta
kewajiban dengan lebih baik lagi. Perempuan dengan segala kelebihan dan
kekurangannya tidak diciptakan sebagai pelengkap tanpa maksud. Tetapi betapa
perempuan membuat dunia ini menjadi lebih manusiawi dan berwarna. Perempuan
bahkan menjadi simpul majunya suatu peradaban, yang ditangannya lah arah dan
gerak bangsa ditentukan.
Upaya untuk mencapai kesetaraan dan
keadilan gender adalah adalah melakukan upaya kultural dan struktural.
Secara kultural yakni setiap individu sensitif gender melalui
rekonstruksi nilai dan norma sosial yang bias gender. Secara struktural
dengan cara melakukan pengarusutmaan gender untuk lembaga pemerintah dan
sosial.
Selamat berjuang memerangi penindasan! Sekali bendera dikibarkan, hilangkan ratapan
dan tangisan!!!!!!!!!!!!!
0 komentar:
Posting Komentar