photo Nirwana-Bannerm_zpsfb61fe90.jpg

Senin, November 19, 2012
0

LAMONGAN – Sekitar  60 massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pengurus Cabang Lamongan melakukan unjuk rasa menolak usulan pengadaan mobil dinas untuk setiap anggota DPRD ke Gedung DPRD Lamongan di jalan Basuki Rahmad berujung menjebol dan merobohkan pintu pagar besi gerbang,  Senin (19/11/2012) siang.

Aksi penolakan usulan mobil dinas bagi setiap anggota DPRD yang berujung perusakan pintu besi gerbang ini lantaran massa hingga hampir satu jam tidak ditemui satupun wakil rakyat. Upaya Kabid Operasi dan Pengamanan Satpol PP, Alfian Helmy untuk mempertemukan perwakilan massa menemui anggota DPRD juga ditolak. Massa memaksa agar  perwakilan rakyat yang menemuinya.

Hingga beberapa lama tak juga ada kejelasan, massa bergerak dengan memaksa merobohkan pintu pagar hingga terlepas dari tempatnya dan membuang pintu besi itu ke tengah jalan raya. Saat dilempar, nyaris pintu besi itu akan mengenai sejumlah anggota Polri yang mengamankan jalannya aksi.

“Kami butuh mereka wakil rakyat yang menemui kami, bukan kami yang masuk. Satu komando…,” teriak Benu Muharto Ketua PC PMII Lamongan.

Meski di balik pintu besi itu ada barikade puluhan polisi dan Satpol PP menjaga pintu masuk. Aksi saling dorong pintupun terjadi dan tak kuasa dengan desakan massa, petugas kewalahan hingga pintunya roboh dan lepas. Brak…., pintu itu terlepas. Merasa tidak puas, daun pintu pagar gerbang masuk itu kembali ditarik dan dilempar ke tengah jalan raya Basuki Rahmad.

Massa tetap bertahan hingga dua jam di depan gerbang yang tak lagi berpintu. Sebagian berorasi dan sebagian lainnya memasang spanduk yang bertuliskan tuntutan bersama rakyat menolak pengadaan mobil dinas DPRD Lamongan 2013. Tiga kain rentang tuntutan itu dipasang membentang di atas pintu masuk gedung dan dua lainnya di tempat strategis.

Sementara sebagian massa juga menggalang tanda tangan  di atas kain putih sepanjang 15 meter. Tak ketinggalan sejumlah awak pers ikut serta membubuhkan tanda tangannya sebagai wujud keperdulian dan menolak usulan mobil dinas untuk rakyat tersebut.

Teriakan massa ternyata mengganggu acara di dalam gedung, yakni jawaban eksekutif  soal lima  raperda usulan eksekutif dan jawaban  dua raperda dari DPRD. Dua Wakil Ketua DPRD, Husnul Aqib dan Sa’im  yang bersedia menemui massa juga ditolak pengunjuk rasa, dan yang terakhir massa juga menolak ketika Ketua DPRD Makin Abbas ingin menemuinya.

Massa akhirnya balik kanan dan berencana akan melanjutkan demo dengan massa yang lebih banyak lagi untuk menghadang usulan mobil dinas bagi setiap anggota DPRD.”Wakil rakyat tidak tanggap dengan kondisi masyarakat, maunya enak sendiri,”tegas Benu

0 komentar:

Posting Komentar